Alkisah seorang prajurit ditugaskan oleh Sang Raja untuk mencari rakyatnya yang pantas menerima piala keteladanan. Maka turunlah sang prajurit ke rumah-rumah warga untuk menyaksikan keteladanan sang pemilik rumah. Ia mendatangi dari rumah ke rumah lainnya. Ia mendatangi salah satu rumah terpandang di salah satu negerinya. Namun sampai disana, ia mendengar percekcokan terjadi. Percekcokan dan amarah karena hal sepele.
"Prangg,....". tiba-tiba terdengar suara piring pecah. "Hei, matamu dimana, piring diam disitu ditabrak aja!". Teriakan balasan pun bersambut, " Siapa suruh taruh piring sembarangan disitu!". "Dasar goblok", dengan nada yang lebih keras. Mereka saling menyalahkan dan tak ada yang mau mengalah, semuanya ingin menang sendiri.
Kemudian sang prajurit meneruskan perjalanannya. Melintasi rumah seorang warga ia berhenti melihat ada seorang pemilik rumah sedang mengepel lantai dengan tenang. Melihat sang prajurit berhenti di depan rumahnya, ia menghentikan mengepelnya dan menyapa sang prajurit dengan ramah. Tiba-tiba "Gubraaak", dari arah berlawanan melintas seorang pemuda terjatuh terpeleset dan mengaduh kesakitan. Kemudian sang pemilik rumah bergegas menghampirinya. "Aduh, maaf lantainya masih basah, aku yang salah membuatmu terpeleset". Dimana yang sakit?". Sambil menahan rasa sakit, pemuda itu mengatakan, "Bukan salahmu, aku yang salah. Karena terburu-buru aku tidak melihat ada lantai yang masih basah. Teruskan saja mengepelnya". Sambil berdiri pemuda tadi mendatangi sang prajurit yang masih di depan rumahnya.
Melihat kedua peristiwa itu, sang prajurit mengerti mengapa keluarga kedua ini dapat terlihat rukun, damai dan saling menyayangi. Entah siapa yang salah, mereka saling mendahului meminta maaf, tidak mencari kesalahan dan membenarkan dirinya sendiri. Sungguh pemandangan keluarga kedua ini membuat sang prajurit kagum. Ia bergumam, "Inilah keluarga yang pantas menerima undangan dari sang raja untuk menerima piala keteladanan".
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali terjadi percekcokan, perselisihan dan peperangan yang disebabkan oleh hal-hal sepele. Semuanya berpangkal karena manusia ingin memuaskan egonya sendiri, gengsi manusia yang ingin menang sendiri dan merasa paling benar. Jika itu tidak bisa dikendalikan dengan baik maka akan timbullah perasaan dendam, kebencian dan akan terjadi permusuhan. Apabila manusia mampu mengendalikan egonya dan berinisiatif meminta maaf dan mengakui kesalahan maka akan terjadi keharmonisan penuh damai. Pertengkaran dan permusuhan dapat diredam dengan kedamaian. Mengakui kesalahan sendiri membutuhkan jiwa besar, dan berjiwa besar tentu butuh belajar dan berlatih, di setiap kesempatan.
Title : Aku Yang Salah
Description : Alkisah seorang prajurit ditugaskan oleh Sang Raja untuk mencari rakyatnya yang pantas menerima piala keteladanan. Maka turunlah sang pra...
Description : Alkisah seorang prajurit ditugaskan oleh Sang Raja untuk mencari rakyatnya yang pantas menerima piala keteladanan. Maka turunlah sang pra...
0 Response to "Aku Yang Salah"
Posting Komentar