Manajemen Perubahan Prof. Rhenald Kasali

“Tak peduli berapa jauh jalan salah yang Anda jalani, putar arah sekarang juga!”
– Prof. Rhenald Kasali Ph.D

Rhenald Kasali lahir di Jakarta, 13 Agustus 1960 adalah akademisi dan praktisi bisnis. Ia juga merupakan guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Guru Besar FE UI ini dikenal sebagai praktisi manajemen dan penggagas perubahan yang menginspirasi gelombang perubahan di negeri ini.
Ia juga menggagas Rumah Perubahan, tempat anak muda dan para change agents memelopori perubahan secara kreatif. Memimpin beragam gerakan perubahan sosial seperti rumah baca, pendidikan berkualitas internasional untuk anak-anak kampung, dan masalah lingkungan. Salah satu proyek fenomenalnya adalah pengembangan sosial masyarkat di daerah pedalaman Pulau Buru, Maluku. Ia merupakan trendsetter di balik tiga gerakan yang populer di negeri ini : Kewirausahaan, Social Entrepreneurship, dan Change (Transformasi). Buku barunya berjudul “Self Driving” mengajak kita merubah mental diri dari orientasi kognitif yang berpotensi melahirkan perilaku passenger menjadi metakognitif dengan mental driver.
Rumah Perubahan adalah Role Model Social Entreprise dan Pelopor Transformasi yang didirikan Prof Rhenald Kasali, Ph.D untuk menggerakkan perubahan demi Indonesia yang lebih baik.
Menurut beliau perubahan adalah satu-satunya bukti kehidupan sehingga seharusnya perubahan merupakan hal yang biasa bagi manusia. Namun, banyak yang tak menyadari bahkan tak merespon perubahan itu. Banyak orang yang menghadapi perubahan dengan menyangkal masa depan. Mereka beranggapan cuma cara merekalah yang benar, dan yang lain salah. Success history mendistorsi peta yang mereka baca. Orang-
orang ini membiarkan dirinya buta terhadap masa depan. Kata Black dan Gregersen, suatu ketika orang-orang ini akan menjadi fanatik dan beranggapan apa yang diketahuinya sebagai segala-galanya, dan apa yang tidak diketahuinya sebagai nothing. Maka habislah masa depan. 

Manusia pada dasarnya bisa menerima perubahan sekalipun kecepatan menerima setiap orang berbeda-beda. Yang terjadi sesungguhnya, manusia itu enggan “dirubah”, bukan enggan “berubah”. Dalam konteks manajemen perubahan, seorang pemimpin harus bertindak tak ubahnya sebagai seorang seniman profesional, yang menggunakan bel perubahan seakan-akan bukan berasal dari dirinya, melainkan dari orang-orang yang akan mengerjakan perubahan itu sendiri. Bel ini disebut “a wake up call”, yaitu bel yang membangunkan yang kita set sendiri, yang begitu berbunyi membuat kita kesal, namun juga berterimakasih. Kita bangkit dari tidur sekalipun malas dan kantuk masih melekat. 

Sebagian besar kita beranggapan perubahan itu baru boleh dilakukan kalau ada masalah, saat memasuki 
tahap krisis. Padahal, pada saat krisis hampir tidak mungkin, atau mustahil melakukan perubahan. Perubahan pada saat sedang berada di titik rendah sangat rawan. Sebab pada saat itu, Anda sudah tak punya energy dan resources sama sekali untuk mengangkatnya kembali: Tidak ada kepercayaan, manajer-manajer yang handal pergi, cash flow defisit, produk unggulan tidak ada, dan seterusnya. Bahkan yang ada adalah konflik, 
demo karyawan, hutang dan tuntutan-tuntutan hukum. 

Beranjak dari itu, para ahli manajemen mulai melihat strategi perubahan terbaik seharusnya dilakukan pada saat anda sedang mengalami masa “senang-senang”. Yaitu saat penjualan Anda sedang bagus dan semua orang bangga terhadap lembaganya. Tapi celakanya, justru pada saat ini manusia-manusia itu tidak tertarik 
untuk berubah. Mereka mengatakan, “Kalau tidak ada yang rusak, mengapa harus dirubah”. 

Tetapi anda harus dengan berani mengatakan, “Kalau tidak segera diperbaiki ini akan rusak!” Perubahan pada tahap ini kita sebut transformasi, yaitu pembenahan manajemen untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti : Apa yang dapat kita lakukan agar menjadi lebih baik lagi? Apa saja kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat? 

Inilah seni strategi perubahan. Anda bekerja dengan paradox, yaitu paradox of change, yang kurang lebih artinya begini. ”Pada saat perubahan harus dilakukan, orang-orang merasa tak ada kebutuhan sama sekali, sebaliknya, pada saat anda dituntut untuk berubah, anda sudah tak punya daya sama sekali.” 

Tapi bagaimana dengan orang-orang yang mau berubah? Maukah mereka memasuki sesuatu yang baru dengan gagah berani? Nanti dulu, bukankah memasuki medan baru selalu ada resikonya. Pertanyaannya adalah, bila kita memasuki “the right track” apakah kita langsung bisa perform dengan baik? Tentu saja tidak. Setiap permulaan pasti sulit dan akan banyak ditemui kendala-kendalanya. Tetapi dengan kekonsistenan dan berani mencoba yang baru, dan terus memperbaiki diri, lama kelamaan akan perform juga yaitu melakukan “the right thing dan done it very well”.

Itulah sebabnya diperlukan keberanian, konsep yang jelas dan cara kerja yang efisien. Tentu saja tidak semua perubahan seperti ini berakhir dengan sukses. Adakalanya Anda dipaksa merubah sesuatu yang sifatnya sangat mendasar dan tak ada cara lain selain melakukannya dengan penuh pengorbanan. Kata orang-orang Korea, kalau tak ada yang mau berkorban tak akan ada perubahan. Tetapi ini masih belum cukup. Dibutuhkan semacam karakter untuk memimpin perubahan. Karakter itu sering disebut-sebut sebagai “Lincoln type”, yaitu kejujuran, rendah hati, cinta kasih, disiplin diri, dan keberanian yang teguh dalam menghadapi fakta-fakta brutal yang bisa merusak kehidupan. King dan Gandhi disebut-sebut memiliki karakter itu. 

Perubahan tidak akan mungkin dilakukan dengan hanya merubah sistem tanpa memperhatikan kesiapan manusia-manusianya. Saya berkeyakinan manusia sesungguhnya bukan enggan berubah, melainkan perlu 
menyadari perubahan itu justru menjadi tuntutan bagi dirinya. Bagaimana tahapan perubahan manusia, perhatikan bait-bait pada puisi ini. 

When you change your thinking (pikiran)
You change your beliefs (keyakinan diri)
When you change your beliefs 
You change your expectations (harapan)
When you change your expectations
You change your attitude (sikap) 
When you change your attitude (sikap)
You change your behavior (tingkah laku)
When you change your behavior 
You change your performance (kinerja)
When you change your performance
You change your destiny (nasib)
When you change your destiny
You change your life (hidup) 


“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang terdapat pada (keadaan) satu kaum (masyarakat), sehingga mereka mengubah apa yang terdapat dalam diri (sikap mental) mereka”
Title : Manajemen Perubahan Prof. Rhenald Kasali
Description : “Tak peduli berapa jauh jalan salah yang Anda jalani, putar arah sekarang juga!” – Prof. Rhenald Kasali Ph.D Rhenald Kasali lahi...

0 Response to "Manajemen Perubahan Prof. Rhenald Kasali"

Posting Komentar